MENGENAL MOTIVASI PERJALANAN WISATA

Dalam pengelolaan kepariwisataan dikenal adanya beberapa motivasi yang mendorong seseorang melakukan perjalanan wisata, yang pada garis besarnya lazim dikelompkkan dalam dua Kelompok Besar, yaitu:

1.  Pariwisata Bisnis (Business Tourism); dan

2.  Pariwisata Pesiar (Pleasure atau Leisure Tourism).

Kita mengenal pada awal pergerakan manusia, perjalanan semula dilakukan untuk maksud-maksud mencari nafkah, – seperti berburu, menangkap/memancing ikan dsb. -, di samping untuk maksud perdagangan, – yaitu dalam rangka menjual atau menukarkan hasil buruan atau tangkapannya serta hasil bercocok tanam.

Kisah perjalanan pada masa-masa Colombus, Marco Polo, Vasco de Gama, Magelan, Amerigo Vespucci, dsb., menunjukkan bahwa perjalanan dilandasi juga atas kepentingan pengetahuan (science), dalam hubungannya dengan upaya membuktikan keyakinan tentang belahan bumi yang lain, selain yang mereka huni, yang kemudian disusul dengan motivasi perdagangan dan kunjungan resmi (official visit) juga. Pada akhirnya, motivasi perjalanan semakin berkembang sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan serta didukung pula oleh kemajuan teknologi, –  sebagai aplikasi dari  pada perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri -. dalam berbagai bidang antara lain bidang industri dan manajemen.

Dalam hal pengelolaan kepariwisataan, pengelompokkan motivasi perjalanan, – baik nusantara maupun mancanegara -, berperan sangat penting dalam hubungannya dengan penentuan kebijakan pengembangan produk pariwisata, – atraksi dan obyek wisata beserta fasilitas dan pelayanan yang diperlukannya -, agar dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan selera pasar pariwisata, seiring dengan kecenderungan pasar (market trend) baik pasar pariwisata nusantara maupun mancanegara, serta untuk kepentingan “penyesuaian” kebijakan pemasarannya terkait dengan perubahan perilaku pasar akibat dari pengaruh berbagai faktor yang terjadi di dunia pada umumnya, khususnya di negara pasar yang bersangkutan, maupun berbagai peristiwa yang terjadi di dalam negeri.

Dalam kenyataan, acapkali perjalanan dilakukan dengan lebih dari satu motivasi. Kombinasi dua motivasi, – atau lebih -, seringkali  dijumpai, seperti antara maksud convention dengan budaya; antara incentive dengan meeting; antara adventure dengan sport; convention dengan official visit; education dengan special interest dan agro; family visit dengan health dan historical, atau sebaliknya historical dengan health dan family visit, dsb.

Motivasi perjalanan bisa dikelompokkan berdasarkan berbagai sudut pandang, seperti jenis obyek atau atraksi yang dikunjungi maupun jenis serta sifat kegiatan yang dilakukan selama kunjungan.

1. PARIWISATA BISNIS (Business Tourism), yaitu TICO (Trade, Industrial, Commercial, Official) dan MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition).

Dua kelompok pariwisata di bawah ini termasuk ke dalam motivasi Kunjungan Bisnis, yaitu:

a) TICO (Trade, Industrial, Commercial, Official)

Trade Visit: Kunjungan oleh kelompok ini lazimnya dilatar-belakangi kepentingan perdagangan (export, import), baik barang maupun jasa termasuk jasa angkutan, telekomunikasi, pariwisata dll.

Industrial Visit: Latar belakang motivasi kelompok  berkaitan dengan kepentingan perusahaan industri, seperti ban, farmasi, tekstil, semen, otomotif, elektronik, dsb.;

Commercial Visit: kunjungannya bermotifkan kepentingan yang berhubungan dengan bidang-bidang komersial seperti perbankan, asuransi, dan sejenisnya;

Official Visit: Dilakukan dalam hubungannya dengan pertemuan atau kunjungan resmi, baik antar pemerintah, antar organisasi internasional maupun antara organisasi internasional dengan pemerintah, dsb.

b) MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition).

Meeting: Kunjungannya untuk maksud-maksud pertemuan, yang diselenggarakan secara terorganisir dan bersifat bilateral, unilateral atau internal suatu lembaga, baik pemerintah, swasta maupun organisasi kemasyarakatan;

Incentive: Perjalanan jenis ini pada hakekatnya diselenggarakan oleh suatu perusahaan atau organisasi, yang dilakukan sebagai insentif bagi karyawan atau anggotanya dalam rangka apresiasi atas kinerja mereka berkaitan dengan pencapaian suatu prestasi atau performa perusahaan atau organisasi tersebut.

Convention: Berbeda dengan Meeting, kunjungan kelompok ini dengan maksud pertemuan yang lazimnya lebih bersifat global, internasional, regional yang melibatkan peserta dari berbagai negara, antara lain dalam bentuk conference, workshop, seminar dan sejenisnya serta diselenggarakan secara terorganisir.

Exhibition: Kunjungan yang dilakukan dalam hubungannya dengan maksud-maksud penyelenggaraan dan/atau peranserta suatu pameran.

2) PARIWISATA PESIAR (Pleasure atau Leisure Tourism)

Dalam artikel Bagian-1 telah diuraikan tentang jenis-jenis Pariwisata Bisnis (Business Tourism) yang terbagi dalam dua kelompok.

Demikian pula Pariwisata Pesiar, terbagi atas dua kelompok lebih lanjut, yaitu:

a) PARIWISATA BUDAYA (Cultural Tourism, yang antara lain meliputi: Historical, Educational, Family, Religious, Sport dll.);

Historical: Pada dasarnya kelompok motivasi ini mengutamakan kunjungan ke situs-situs sejarah atau dengan maksud mendalami sejarah negara yang dikunjunginya;

Educational: Dalam hal ini, maksud kunjungan kelompok ini dengan minat pada pengembangan pengetahuan pribadi secara sistematis pragmatis, baik formal maupun informal. Misalnya dengan cara mengunjungi tempat-tempat dan/atau melakukan kegiatan yang mengandung nilai-nilai edukatif.

Family Visit: Motivasi kunjungan ini paling banyak dilakukan oleh wisatawan nusantara (wisnus) tanpa menutup kemungkinan dilakukan juga oleh wisatawan mancanegara (wisman) yang mempunyai keluarga di suatu negara. Pada awal dikenalnya motivasi ini, di pertengahan tahun 1950-an, disebut dengan istilah VFR (Visiting Family and Relatives) yang digunakan sampai awal tahun 1970-an.

Religious: Motivasi kunjungan bernuansa keagamaan, termasuk di dalamnya perjalanan ziarah ke berbagai situs sejarah keagamaan, atau napak tilas sejarah suatu agama atau peristiwa yang berkaitan dengan agama, atau dalam rangka melaksanakan ritual keagamaan, seperti umroh dan naik haji.

Sport: Motivasi sport suatu perjalanan dapat dibagi atas beberapa sifatnya antara lain sport untuk prestasi, untuk rekreasi, untuk kebugaran atau sebagai manifestasi petualangan. Berbagai sifat sport itu juga dapat dilakukan secara terorganisir atau dilakukan oleh perorangan. Di samping itu motivasi sport meliputi juga kunjungan supporter dan penonton (pasif) selain para olehragawan itu sendiri (aktif).

b) PARIWISATA ALAM (Natural Tourism, antara lain mencakup: Adventure, Agro, Marine, Special Interest, Health, dsb.).

Adventure: Kunjungan dengan motivasi adventure pada umumnya dilakukan ke tempat-tempat yang belum pernah atau jarang mendapat kunjungan orang, serta bersifat penuh tantangan dan rintangan. Tidak jarang motivasi perjalanan jenis ini dibarengi dengan motivasi sport dan rekreasi seperti panjat tebing, ski, mendaki gunung, arung jeram (rafting), cross country, hiking, dan sejenisnya. Dalam hal tertentu, kunjungan ke daerah atau wilayah terpencil ditandai dengan tingkat kesukaran pencapaian yang tinggi berkenaan dengan kekurangan atau ketiadaan fasilitas aksesibilitas yang nyaman, namun banyak diminati, baik oleh wisnus maupun wisman.

Agro (agricultural): Pariwisata Agro (Agro Tourism) dipandang dari sisi permintaan (demand), pada hakekatnya didasari oleh minat terhadap kehidupan dan lingkungan pertanian dalam arti luas, – termasuk di dalamnya adalah minat terhadap budaya cocok tanam, perikanan (air tawar), peternakan, perkebunan, kehutanan dan sejenisnya.

Kemudian dari sudut pandang penawaran (supply) tumbuh berbagai kawasan wisata (tourism resort) yang bersifat khusus, bernuansa alami seperti pertanian, taman bunga, kebun buah-buahan, peternakan ikan hias, peternakan sapi perah, taman margasatwa, kebun raya dsb. Dalam hubungannya dengan pariwisata agro, motivasi special interest banyak dijumpai, seperti dalam hubungannya dengan kehidupan dan keberadaan tumbuhan atau satwa langka dan/atau tumbuhan atau satwa spesifik.

Marine: Marine Tourism di Indonesia dikenal sebagai Pariwisata Bahari, yaitu perjalanan wisata yang berkaitan dengan kehidupan bahari, baik hanya dalam rangka menikmati suasana pantai, pulau dan laut, maupun melakukan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di pantai, pulau dan laut. Pada kenyataannya, pariwisata bahari banyak juga digabungkan dengan kegiatan olahraga, antara lain ski air, berlayar, selancar air, selancar angin, volley pantai dll. Seperti juga halnya dengan pariwisata agro, pariwisata bahari pun banyak dilakukan berkaitan dengan special interest terutama kegiatan selam, misalnya dalam hubungannya dengan keragaman biota laut dan/atau penelitian dan pengendalian kualitas lingkungan kelautan.

Special Interest: Kunjungan dengan motivasi minat khusus (Special Interest) pada umumnya dilakukan para peminat ilmu pengetahuan, seperti peneliti, pengamat, dozen dan guru, mahasiswa dsb. dalam hubungan dengan pencarian informasi atau mempelajari lebih dalam dan luas tentang bidang ilmu pengetahuan yang diminatinya. Kegiatan perjalanan ini seringkali berhubungan dengan motivasi pendidikan (education), antara lain berkaitan dengan pertanian, kehutanan, ilmu hewan, ilmu tumbuhan, kelautan, arsitektur, seni budaya (tari, lukis, musik tradisional, adat istiadat, dsb), sejarah, ekonomi dll.

Health: Adapun perjalanan dengan motivasi kesehatan ( health tourism) pada hakekatnya dilakukan sehubungan dengan kesehatan, seperti pemeriksaan kesehatan (medical check-up), pemeliharaan, – seperti mandi uap, mandi lumpur, mandi air panas, pijat refleksi, pijat kebugaran dan spa (yang dewasa ini sedang marak di Indonesia) -, pengobatan, pemulihan dan selanjutnya.

Antara Medical Tourism dan Health Tourism. Perlu kiranya dicatat bahwa perlu dibedakan antara health-tourism dengan medical-tourism, di mana health tourism dapat diartikan sebagai pariwisata kesehatan berupa perjalanan untuk pemeliharaan dan/atau pemulihan kesehatan (dulu disebut sebagai tetirah) yang pada hakekatnya dilakukan oleh orang yang sehat, – tidak menderita suatu penyakit -, atau orang yang baru sembuh dari perawatan. Sedangkan medical tourism lebih condong menyangkut tindakan medik pengobatan (cure), operasi dan/atau tindakan medik lainnya, yang dilakukan terhadap penderita suatu penyakit atau kelainan kondisi kesehatannya.

Sumber:

http://caretourism.wordpress.com/

By Ruslan Latenrilawa Posted in Article

3 comments on “MENGENAL MOTIVASI PERJALANAN WISATA

  1. Terima kasih Anda telah menyberluaskan artikel Care Tourism, namun alangkah baiknya jika Anda mencatumkan SUMBERNYA, sehIngga pembaca dapat membedakan mana yang merupakan SUMBER PERTAMA (Blog sumbernya) atau REBLOG (Copy)-nya. I appreciate your effort anyway.

    Like

    • Terima kasih atas koeksi dan masukannya. Artikel yang saya kutip dari Care Tourism dimaksudkan sebagai bahan inspirasi dan referensi stake-horder dalam aksi pengembangan pariwisata, khususnya di Kaltim. Mohon maaf apabila dalam posting terdahulu kami lalai mencantumkan sumbernya. Seluruh postingan akan saya koreksi sesuai sarannya. Terima kasih. Salam Pariwisata.

      Ruslan.

      Like

Leave a comment